Sumpah pemuda, masih ingatkah Anda dengan isi teks sumpah pemuda ? sudah cukup lama saya tidak merasakan bagaimana merayakan dan memaknai Hari sumpah pemuda. Kalau waktu dulu masih sekolah, setiap tanggal 28 Oktober saya disuruh untuk mengikuti upacara sumpah pemuda. Walaupun sedikit ada paksaan dari sekolah ternyata itu menimbulkan kesan yang sangat mendalam. Tapi sekarang lain ceritanya, walau masih muda sepertinya semangat untuk memperingati hari sumpah pemuda sepertinya kurang. Lalu bagaimanakah peran serta pemuda Indonesia dalam memperingati hari sumpah pemuda ?
Gak usah mikirin peran serta pemuda dulu deh, soalnya pemuda sekarang pada suka demo, banyak ide tepi bluk kalau suruh praktek . Ini saya berikan contekan saya waktu masih SMP tentang Makna Sumpah Pemuda.
Pertama adalah kalimat mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Saya rasa semua orang memiliki rasa cinta pada tanah airnya masing-masing. Akan tetapi, mereka mungkin belum bisa mengungkapkan rasa cinta itu dengan tindakan-tindakan yang sesuai. Misalnya para pelajar yang gemar tawuran padahal jelas di atas disebutkan bahwa bertanah air satu yang artinya mempunyai rasa saling memiliki terhadap negara tercinta kita ini. Bahkan pertikaian yang sifatnya lebih luas seperti pertikaian antarsuku di Indonesia pun sering terjadi. Yang perlu dipahami dalam kalimat ini adalah kata "mengaku" yang diartikan mengaku dengan jiwa raga. Bukan mengaku hanya dibibir saja tanpa mendalami makna yang sesungguhnya dengan melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan ucapan kita itu.
Yang kedua adalah mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Bangsa adalah sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, cita-cita, karakter, dan hasrat yang terikat oleh tanah air yang sama. Dalam pengertian bangsa ini, kita dapat melihat bahwa setelah mengaku bertanah air satu kita pun mengaku berbangsa yang satu. Para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda II pun bersatu dengan berbagai perbedaan tapi memiliki satu persamaan yaitu hasrat ingin menyatukan tanah air Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaan kita sekarang, kita terkadang malah lebih mencintai negara lain. Contohnya banyak saya temukan di sekitar saya. Teman-teman saya lebih menyukai negara Jepang dibandingkan Indonesia. Mereka lebih tahu sejarah, budaya, dan keadaan Jepang dibanding dengan Indonesia. Mereka sering berkata,"Indonesia itu apa? Lihat Jepang mereka jauh lebih maju daripada kita padahal mereka pernah dibombardir Amerika. Bagaimana dengan Indonesia? Sudah 62 tahun tapi tidak maju-maju juga." Saya akui saya sendiri pun menyukai manga Jepang tapi tidak sampai melupakan tanah kelahiran saya sendiri. Ingat jangan pernah melupakan tanah kelahiran kita sendiri meski bagaimanapun keadaannya.
Yang ketiga adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Nah, hal ketiga inilah yang seringkali kita abaikan. Pemuda-pemudi sekarang lebih menyukai bahasa-bahasa gaul seperti gue, lo, dan sebagainya. Apakah kata-kata seperti itu ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Ya, mungkin saja ada setelah beberapa tahun lagi atau setelah pemerhati bahasa Indonesia sudah lelah dan mengalah untuk memasukkannya ke dalam kamus layaknya mantra-mantra Harry Potter yang dimasukkan ke dalam ejaan bahasa Inggris. Selain kata, definisi kata pun sering disalah artikan. Contohnya kata secara yang entah karena apa artinya menjadi sebab. Lalu pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris yang sering terjadi. Misalnya so what gitu loh dan masih banyak lagi. Ingat bahasa menunjukkan bangsa. Kalau bukan kita yang menjaga dan membudayakan berbahasa Indonesia yang baik, siapa lagi yang akan melakukannya?
Semoga dengan contekan saya ini Anda ingat betapa indahnya masa-masa dulu saat diminta untuk ikut upacara peringatan sumpah pemuda
Gak usah mikirin peran serta pemuda dulu deh, soalnya pemuda sekarang pada suka demo, banyak ide tepi bluk kalau suruh praktek . Ini saya berikan contekan saya waktu masih SMP tentang Makna Sumpah Pemuda.
- Kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
- Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
- Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Pertama adalah kalimat mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Saya rasa semua orang memiliki rasa cinta pada tanah airnya masing-masing. Akan tetapi, mereka mungkin belum bisa mengungkapkan rasa cinta itu dengan tindakan-tindakan yang sesuai. Misalnya para pelajar yang gemar tawuran padahal jelas di atas disebutkan bahwa bertanah air satu yang artinya mempunyai rasa saling memiliki terhadap negara tercinta kita ini. Bahkan pertikaian yang sifatnya lebih luas seperti pertikaian antarsuku di Indonesia pun sering terjadi. Yang perlu dipahami dalam kalimat ini adalah kata "mengaku" yang diartikan mengaku dengan jiwa raga. Bukan mengaku hanya dibibir saja tanpa mendalami makna yang sesungguhnya dengan melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan ucapan kita itu.
Yang kedua adalah mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Bangsa adalah sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, cita-cita, karakter, dan hasrat yang terikat oleh tanah air yang sama. Dalam pengertian bangsa ini, kita dapat melihat bahwa setelah mengaku bertanah air satu kita pun mengaku berbangsa yang satu. Para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda II pun bersatu dengan berbagai perbedaan tapi memiliki satu persamaan yaitu hasrat ingin menyatukan tanah air Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaan kita sekarang, kita terkadang malah lebih mencintai negara lain. Contohnya banyak saya temukan di sekitar saya. Teman-teman saya lebih menyukai negara Jepang dibandingkan Indonesia. Mereka lebih tahu sejarah, budaya, dan keadaan Jepang dibanding dengan Indonesia. Mereka sering berkata,"Indonesia itu apa? Lihat Jepang mereka jauh lebih maju daripada kita padahal mereka pernah dibombardir Amerika. Bagaimana dengan Indonesia? Sudah 62 tahun tapi tidak maju-maju juga." Saya akui saya sendiri pun menyukai manga Jepang tapi tidak sampai melupakan tanah kelahiran saya sendiri. Ingat jangan pernah melupakan tanah kelahiran kita sendiri meski bagaimanapun keadaannya.
Yang ketiga adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Nah, hal ketiga inilah yang seringkali kita abaikan. Pemuda-pemudi sekarang lebih menyukai bahasa-bahasa gaul seperti gue, lo, dan sebagainya. Apakah kata-kata seperti itu ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Ya, mungkin saja ada setelah beberapa tahun lagi atau setelah pemerhati bahasa Indonesia sudah lelah dan mengalah untuk memasukkannya ke dalam kamus layaknya mantra-mantra Harry Potter yang dimasukkan ke dalam ejaan bahasa Inggris. Selain kata, definisi kata pun sering disalah artikan. Contohnya kata secara yang entah karena apa artinya menjadi sebab. Lalu pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris yang sering terjadi. Misalnya so what gitu loh dan masih banyak lagi. Ingat bahasa menunjukkan bangsa. Kalau bukan kita yang menjaga dan membudayakan berbahasa Indonesia yang baik, siapa lagi yang akan melakukannya?
Semoga dengan contekan saya ini Anda ingat betapa indahnya masa-masa dulu saat diminta untuk ikut upacara peringatan sumpah pemuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar