Keputusan awal puasa Ramadhan tahun 1433 H 2012 sepertinya sudah diawali oleh PP Muhammadiyah. umat islam di Indonesia sepertinya sudah kecewa dengan pemerintah dan NU yang terlalu molor dalam menentukan kapan awal puasa ramadhan atau 1 Ramadhan 2012. Pemerinta seperti tidak kuat pendirian bahkan cenderung mencla-mencle. Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumat tentang penetapan awal puasa 1 Ramadhan 1433 H atau 2012 M.
Ketua PP Muhammadiyah Abd. Fattah Wibisono di Jakarta kemarin (25/6) menuturkan, setiap tahun pihaknya mengeluarkan maklumat mendekati 1 Ramadhan. "Tapi karena banyak warga yang tanya karena banyak dimuat di koran, termasuk Jawa Pos, maklumat dikeluarkan kemarin (24/6)," kata dia.
Fattah mengatakan, maklumat tentang penetapan 1 Ramadhan dikeluarkan pada penutupan Tanwir Muhammadiyah di Bandung. Dia mengatakan, maklumat ini sudah disebar ke seluruh daerah. Dalam maklumat tersebur dinyatakan jika 1 Ramadah 1433 H/2012 M jatuh pada 20 Juli. Artinya pada 19 Juli warga Muhammadiyah sudah mulai salat tarawih.
Untuk penetapan 1 Syawal, PP Muhammdiyah akan mengeluarkan maklumat lagi. "Tidak perlu disinggung dulu, puasa saja belum," katanya. Sesuai dengan perkirakan Muhammadiyah dan analisa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), penetapan 1 Syawal 1433 H/2012 M bakal serentak dengan pemerintah dan ormas lain termasuk Nahdlatul Ulama (NU).
Keputusan Muhammadiyah yang memulai 1 Ramadan pada 20 Juli berpotensi menimbulkan perbedaan dengan ketetapan pemerintah dan bahkan NU. Sesuai dengan perkiraan Lapan, pemerintah dan NU bakal mulai berpuasa pada 21 Juli.
Terkait perbedaan ini, Fattah mengatakan tidak boleh dipaksakan. "Kita mau berdiskusi untuk mencari jalan tengah penyatuan sistem penentuan awal bulan pada kalender Islam," tandasnya. Asalkan, diskusi ini berjalan sehat dan tidak cenderung memojokkan atau menyalahkan salah satu pihak.
Fattah menuturkan, penetapan 1 Ramadhan versi Muhammdiyah sudah sesuai dengan syariah. Dia mengatakan, Nabi Muhammad sudah bisa menetapkan awal Ramadhan ketika ada salah satu pemantau hilal yang mau disumpah sudah melihat hilal. "Pada 19 Juli hilal sudah di atas ufuk (lebih dari 0 derajat). Sehingga sudah masuk bulan Ramadhan," katanya.
Sementara itu, pemerintah menggunakan ketentuan awal bulan posisi hilal harus lebih dari 2 derajat. Karena pada 19 Juli posisi hilal belum diatas 2 derajat, maka jumlah hari pada bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari. Dengan penggenapan ini, maka kemungkinan besar pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1433 H/2012 M jatuh pada 21 Juli. Sementara salah tarawih dimulai pada 20 Juli.
Di tengah perbedaan ini, Fattah meminta masyarakat tetap rukun. Selain itu, masyarakat harus menjadikan Ramadhan tahun ini menjadi momentum meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. "Kualitas kepekaan sosial juga harus ditingkatkan," ujarnya. (sumber: jpnn)
Alhamdulillah........... terimakasih atas informasinya.
BalasHapussetiap tahun terjadi pro kontra dan perbedaan antar sesama umat muslim,,kapan ya kita semua bisa beriringan sebgai muslim tidak peduli apa itu muhammadiyah,Nu, persis yg penting kita muslim :)
BalasHapuspemerintah, : janganlah selalu bertele-tele dalam soal agam..
BalasHapuskami rakyat yang sengsara harus menunggu yang tak pasti..........
kpan lah Islam di Indonesia kita ne bersatu padu dalam musyawarah.????
Umat Muslim di Indonesia akan semakin terkotak-kotak dalam banyak kelompok dan golongan, bagi kalangan masyarakat yang berpendidikan menengah kebawah akan semakin bingung, sepertinya akan berlanjut sampai kiamat. Kita jangan mau masuk dalam salah satu kelompok tersebut kalau tidak ingin dikotak-kotak. Tujuan Organisasi tersebut sudah jelas Anda semua akan dijadikan obyek untuk dijadikan sapi perahan. Terus terang kalau AKU NETRAL itu lebih baik jadi tidak diseret kesana kemari.hehehe
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih penjelasan nya.perbedaan itu akan jadi indah bagai warna dalam pelangi....yang penting jangan saling memojokan dan gontok gontokan satu sama lain.setiap keputusan dari pemimpin pasti ada landasan atwpun hadist sebagai pedoman
BalasHapusalhamdulillah,,,,
BalasHapusmeski berbeda, asal kita rukun aja,, menghargai perbedaan tersebut,,,,,
terimakasih,,,,
ada warga muhammadiyah dari karangampel ga?
Yg penting rukun dan slalu menhormati,menyanyangi
BalasHapuskarna qita saudara se iman
heran dan sangat mengherankan, orang2 pinter dinegri ini menentukan 1 ramadhan n 1 syawal seringkali berlainan. Apakah muhammadiyah bs bertanggung jawab dengan hisabnya? dengan peralatan modern nan canggih kita bisa melakukan rukyah. Arab Saudi seringkali idul fitri lebih dulu, padahal indonesia posisinya ada di sebelah timur negara tsb meskipun tdk tepat banget, seharusnya kan duluan kita yg ber idul fitri???
BalasHapuskasihan wong cilik jadi bingun......ggg
BalasHapusseharusnya pemerintah tidak ikut menetukan soal awal bulan ramadhan dan idul fitri. terbukti setiap kali menentukan awal bulan syawal. kata pemerintah tgl 1 syawal kok bulannya udah jelas kelihatan yah. kok sepertinya udah tanggal 2 syawal.
BalasHapusMemang Anda ngukur ketinggian
HapusKalau yang jadi dasar adalah ketika zaman Nabi ada yang mengakui melihat bulan padahal baru setinggi 0 derajat, itu bukan masalah Nabi berpegang kepada persoalan wujudul qamar, melainkan karena ada klaim orang yang mengaku melihat bulan. Ini salah kaprah. Seharusnya bukan wujudul hilal tapi wujudul qamar
BalasHapusYang penting puasa Ramadhan.
BalasHapusgabeda ga asyik,jadilah umat yg cerdas,,,,,,,
BalasHapusBukankah sudah adatnya manusia selalu berbeda pendapat dalam segala hal..tapi tidakkah kita dapat menyamakan pendapat dalam agama? Bukankah agama kita yang agung ISLAM hanya bersumber pada Alqur'an dan hadist sebagai pendukungnya? Ketahuilah...Dengan makin beragamnya pendirian kita, itu suatu bukti bahwa islam semakin lemah karena keberagaman itu. Dan itu makin membuat lebar senyum MUSUH - MUSUH ISLAM. Saudaraku seagama yang memegang wewenang di Negeri ini..Tak dapatkah kalian satu Kata, satu Misi dan Visi? Sebagai panutan untuk kami!
BalasHapus