Isu berita merapi yang tidak benar sudah sering di dengar oleh warga jogjakarta dan sekitarnya. Entah dari berita yang dilebih-lebihkan untuk membuat sensasi dan rating acara televisi. Untuk itulah Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun sebuah pusat media (media center) terkait bencana letusan Gunung Merapi. Selain berguna untuk menyosialisasikan informasi resmi dari pemerintah, home media center ini juga dimaksudkan untuk meluruskan setiap isu tak bertanggung jawab yang bisa menyesatkan masyarakat, seperti halnya pemberitaan
silet yang meresahkan warga kemarin
.
Media center tersebut bernama lengkap "
Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi" , dan berlokasi di lantai 1 Gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIP2B), Jalan Kenari 14A, Yogyakarta.
Meski media center ini telah beroperasi sejak Sabtu (6/11/2010), namun fungsi operasionalnya baru rapi mulai hari ini.
"Sebenarnya sudah sejak Sabtu kemarin, namun belum setertib hari ini. Alat-alatnya baru datang hari ini. Ini sambil beroperasi, sambil mencari peralatan untuk mendukung media center," terang penanggung jawab
Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Sukosono.
Pada bagian depan media center ini diisi oleh sebuah meja resepsionis untuk menerima pengunjung. Di sini ada beberapa laptop, sebuah printer, dan telepon gratis yang disediakan oleh sebuah operator telekomunikasi. Di sini pula disusun rilis resmi dari berbagai lembaga pemerintah terkait bencana Merapi.
Di belakang resepsionis, tersedia empat komputer terkoneksi internet yang dapat diakses secara gratis. Komputer ini disediakan untuk pengunjung dan pers yang mungkin ingin mengirim berita ke redaksi masing-masing.
Sementara di bagian belakang, dibuat tempat khusus untuk konferensi pers. Di bagian ini terdapat satu meja, satu mimbar, beberapa kursi, dan satu latar belakang cukup besar bertuliskan '
Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi'.
Sukosono menjelaskan, sampai saat ini anggota tim yang bertugas di media center ini berjumlah sembilan orang, masing-masing dari Kemkominfo enam orang, dari Departemen Luar Negeri dua orang, dan dari TNI AL satu orang.
Saat ini fasilitas di media center tersebut terus ditambah untuk memudahkan kinerja. Selain komputer dan fasilitas hotspot area gratis, saat ini sedang dibangun sebuah studio mini radio.
"Studio mini Radio Merapi 102 FM. Hari ini dalam proses. Kami juga bekerja sama dengan komunitas penyiaran," ujar pria yang akrab dipanggil Pak Suko ini.
Sukosono menegaskan,
Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi dibuat untuk memproduksi informasi yang valid terkait bencana letusan Merapi, sehingga masyarakat dapat mencari kebenaran dari pemberitaan media yang tidak bertanggung jawab
.
"Mari bersinergi menyosialisasikan informasi resmi dari pemerintah agar masyarakat tenang. Kan kemarin itu ada SMS gelap yang meresahkan, setelah saya rapat dengan Pak Surono (Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), itu tidak ada," tutur pria berkacamata tersebut.
Sampai saat ini, telah banyak pejabat yang melakukan konferensi pers di media center tersebut, antara lain Menteri Pertanian Suswono, Menko Kesra Agung Laksono, Mendiknas Mohammad Nuh, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Kepala PVMBG Surono, dan lain-lain. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun telah berkunjung ke media center ini kemarin.
"Pak Presiden kemarin menginstruksikan agar media center memberi informasi yang benar dan sejelas-jelasnya kepada masyarakat secara terus-menerus," tambah Sukosono.
Sebagai penutup, Sukosono mempersilakan kepada siapa saja yang ingin mendapatkan informasi terkini terkait bencana Merapi untuk datang ke media center atau menghubungi lewat telepon.
"Kita buka 24 jam. Jadi kapan saja bisa menggelar konferensi pers atau membuat rilis. Kita juga membuka call center di nomor telepon (0274) 547359," pungkasnya.