Kalau sebelumnya Anda telah membaca tentang
Biodata Chef Juna Rorimpandey, kali ini kita akan sedikit membahas tentang
karir dan profesi Chef Juna Rorimpandey. Rupanya profesi Chef Juna terjadi secara nggak sengaja. Pada tahun 1997, ia pergi ke Amerika Serikat (Brownsville, Texas) untuk sekolah penerbangan. Dan dengan tekunnya akhirnya Chef Juna telah mendapat lisensi pilot, akan tetapi ditengah mengambil lisensi komersial, sekolah penerbangannya bangkrut. Akhirnya ia pergi ke Houston untuk lanjutkan pelatihan. Awal 1998 disaat Indonesia sedang dilanda krismon (krisis ekonomi), ibunya tidak bisa membantu keuangannya di luar negeri, dan membuatnya dengan terpaksa harus mencari kerja walau secara ilegal (belum mendapatkan ijin kerja).
Berbagai pekerjaan telah dicoba oleh Chef Juna, akan tetapi sebuah pekerjaan yang dirasa cocok dan menarik untuk ditekuni ia temukan, yakni bekerja di restoran. Walaupun basic pilot masih ia pegang tapi tidak membuatnya patah semangat dan akhirnya ia kerja di restoran tradisional Jepang sebagai waiter (pelayan). Setelah 2 minggu, seorang master sushi menawarkannya untuk jadi muridnya, Chef Juna terima tawaran itu. Ia akhirnya mulai dari dasar dan dilatih sangat keras. Pemilik restoran itu kagum dengan kinerjanya dan mensponsori Chef Juna untuk mendapatkan Permanent Resident (ijin tinggal).
Pada tahun 2002, Chef Juna mengambil alih sebagai head chef (kepala koki) di restoran karena sushi master yang melatih Chef Juna ini pindah ke restoran lain. Di tahun 2003, ia pindah kerja ke restoran sushi nomor satu di Houston yang bernama Uptown Sushi. Setelah beberapa bulan, ia menjadi Executive Chef disana. Masuk ke tahun 2004, Chef Juna mulai jenuh dengan masakan Jepang, dan akhirnya ia pindah ke restoran Perancis,The French Laundry yang dikenal sebagai restoran yang menerapkan standar tinggi. Ia mulai dari awal lagi. Lalu, ia juga mencari pekerjaan di tempat lain agar dapat belajar lebih banyak.
Meninggalkan Jakarta 14 tahun lalu untuk mengejar mimpinya di Brownsville jauh, Texas. Setelah bekerja sama dengan koki terkemuka AS,
Chef Michael Symon dan
Chef Thomas Keller, Juna tahu lebih dari satu atau dua hal tentang makanan dan sangat ingin orang lain untuk belajar dari pengalamannya.
Di French Laundry, ada hukuman bagi yang melakukan kesalahan walau kesalahan sederhana. Mereka dilatih dengan baik dan disiplin yang diterapkan seperti militer. Disana Chef Juna belajar banyak teknik, mengontrol protein pada makanan, dan menciptakan makanan yang dihias cantik dan sangat enak. Nggak heran waktu Chef Juna menilai peserta Master Chef Indonesia sangat galak. Galaknya pasti keluar kalau liat makanan yang dihias berantakan dan rasanya hambar. Wajar kalau ia sering sekali mengeluarkan kata-kata pedas untuk menilai rasa dan tampilan dari kontestan Master Chef Indonesia, karena koki ganteng tapi sangar ini berpengalaman.