Jurug-Densus 88 Menangkap paksa Abu Bakar Ba’asyir. Sungguh terlalu bahkan bisa dibilang biadap apa yang dilakukan oleh
densus 88. Abu ba’asyir ditangkap saat perjalanan pulang dari Banjar ketika habis mengisi kajian di salah satu pondok pesantren. Penangkapan tersebut dikabaran dengan tindakan yang tidak bermoral. Densus 88 menghentikan paksa mobil rombongan Abu Bakar Ba’asyir dan memecahkan kaca mobil Ustatdz Abu Bakar Ba’asyir dengan maksud mengancam dan menakut-nakuti para rombongan.
Berawal dari sebuah DUGAAN aksi teroris, pengasuh pondok pesantren ngruki solo jawa tengah ini selalu dikaitkan dengan aksi teroris walaupun polisi tidak pernah bisa memberikan bukti yang jelas dari yang mereka duga kan kepada ustadz abu bakar ba’asyir. Lebih parahnya lagi masyarakat terlanjur dicekoki dengan profokasi berita yang negatif terhadap agama islam dan khususnya terhadap ustadz abu bakar ba’asyir. Peran media masa terhadap berita yang disampaikan mengenai ustadz abu bakar ba’asyir menjadikan masyarakat tambah percaya terhadap
DUGAAN yang tidak jelas padahal berita yang mereka dapatkan bersumber dari polisi dan polisi pun mendapat informasi dari tersangka yang disiksa. Tahu sendirikan kalau orang disiksa untuk mengaku pasti dia akan mengaku sesuai apa yang diinginkan yang menyiksa walaupun itu adalah kebohongan.
Densus 88 memang tidak bermoral, tidak ada bedanya dengan seekor Anj**G yang dilatih hanya sekedar untuk menyenangkan tuannya saja. Entah dengan cara bagaimana mereka melakukan aksinya yang penting mereka mendapatkan sasaran. Bahkan banyak juga berita yang menyebutkan kalau
Densus 88 sering melakukan salah tangkap.
Humas Polri pun dengan percaya diri telah melakukan tindakan yang tepat terhadap penangkapan Abu Bakar Ba’aysir di banjar tapi anehnya Humas Polri masih ngomong diDUGA. Seharusnya kalau masih status dugaan mereka memerlakukan para rombongan tidak seperti para teroris yang sudah pernah ditangkap.