Jurug-Buku Koruptor itu kafir.
Koruptor, pasti sudah tau kata atau istilah koruptor, bahkan anak kecilpun sudah tahu apa dan siapa itu koruptor. Bahkan kata koruptor sudah menjadi sebuah kata yang biasa didengar oleh teling masyarakat Indonesia.
Kalau kita berbicara mengenai koruptor ternyata dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU), dengan jelas dan gamblang menyebut seseorang yang melakukan korupsi atau koruptor adalah "
kafir"
. Penyebuatan
koruptor itu kafir oleh muahmmadiyah dan NU ini dijelaskan dalam buku yang berjudul "
Koruptor itu Kafir" sehingga masyarakat dapat memahami kata kafir untuk sang koruptor itu sendiri.
Buku Koruptor itu Kafir sudah diterbitkan dan diluncurkan kemarin pada hari rabu tanggal 18/08/2010 di restoran Bumbu Desa, Jl Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat. Buku yang berwarna hitam dan bersampul obor terbakar dengan tangkai berlapis uang itu mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat yang mengikuti peluncuran buku tersebut, karena sebelum diluncurkan Sekjen Suriyah PBNU Malik Madani dan Bambang Widjojanto selaku editor buku Koruptor itu Kafir berdampingan dan memaparkan maksud dan isi dari buku tersebut.
Sejak dulu PBNU sudah mempunyai prinsip bahwa korupsi adalah bagian dari tindakan Pencurian sebagaimana dijelaskan dalam hadist "
Pencuri tidak mungkin dilakukan dalam keadaan beriman". Dengan kata lain seorang koruptor tidak mungkin melakukan korupsi dalam keadaan beriman, dan kalau tidak beriman maka dia adalah kafir. Buku ini menjelaskan, Islam telah mengajarkan cara pembuktian terbalik sebagai salah satu alternatif untuk menumpas perbuatan korupsi. Padahal, tema itu sekarang ini menjadi perdebatan alot di ranah hukum positif. Pembuktian terbalik pernah ada ketika Umar Bin Khathab meminta Abu Hurairah menjelaskan asal-usul harta yang diperolehnya saat menjabat Gubernur Bahrain. Berikut nukilan kisah Umar Bin Khathab tersebut:
"Ketika Abu Hurairah menghadap Umar bin al-Khaththab setelah kembali dari Bahrain, dia membawa 400.000 (dinar) dari Bahrain. Kemudian Umar bertanya: Apakah engkau menzalimi seseorang?" Abu Hurairah menjawab: "tidak". Umar bertanya: Apakah engkau mengambil sesuatu yang bukan haknya?" dia menjawab "Tidak". Umar kembali bertanya: "Berapa yang telah engkau ambil?". Dia menjawab "20.000". Umar bertanya: "dari mana engkau memperolehnya?" dia menjawab: "Saya berdagang. Umar berkata: "Hitung modal pokokmu dan penghasilanmu. Ambil dan kembalikan sisanya ke Baitul Ma."
"Jadi pergi kemana-mana ternyata ada di sekitar kita. Tinggal kita saja yang kurang dalam menggalinya," seloroh Bambang tentang referensi pembuktian terbalik yang ternyata sudah tersedia dalam sejarah kejayaan Islam tersebut
Buku ini memang sangat menarik, Bab pertama berisi korupsi dalam persepsi Muhammadiyah disambung strategi organisasi yang telah berumur seabad itu dalam pemberantasan korupsi. Sementara bab 3 dan 4 menjadi jatahnya NU dengan sub topik yang sama. Jadi jika ingin menjadi seorang koruptor mending baca
Buku Koruptor itu Kafir ini dulu