Usus buntu, ketika mendengar kata usus buntu tentu kalian berfikir itu adalah usus yang sering dibuang ketika operasi yang menyebabkan sakit usus buntu, dan tidak sedikit orang yang mengira kalau usus buntu tidak bermanfaat buat tubuh kita. Lalu mengapa tuhan menciptakan usus buntu di dalam perut kita ? Tentu Alloh tidak asal-asalan ketika membuat usus buntu, dan tentu Alloh membuat usus buntu ada manfaatnya.
Tidak banyak orang yang mengetahui apa sesungguhnya manfaat dan fungsi usus buntu atau appendix. Karena memang usus buntu sering kali menjadi masalah sebagian orang dan ada pendapat yang mengatakan, organ kecil di antara
usus kecil dan usus besar tersebut sudah kehilangan fungsi pada sistem pencernaan manusia moderen.
Ketika terjadi peradangan pada usus buntu, operasi pengangkatan pada umumnya tidak menimbulkan efek merugikan bagi pencernaan. Oleh karena itu, banyak yang mengatakannya sebagai salah satu vestigial organ atau
organ sisa.
Tapi seperti dilansir Buzzle,
manfaat usus buntu sesungguhnya diyakini masih ada pada era nenek moyang manusia. Ketika masih memakan tumbuh-tumbuhan, maka membutuhkan organ tambahan untuk mencerna kulit kayu yang keras. Karena itu, usus buntu dalam ukuran lebih besar juga terdapat pada herbivora.
Namun pendapat ini dinilai lemah, mengingat makanan yang dikonsumsi manusia moderen juga banyak yang susah dicerna. Jika memang teori tersebut benar, seharusnya fungsi usus buntu pada manusia masih dibutuhkan hingga sekarang.
Bagaimanapun lebih banyak yang meyakini bahwa tubuh manusia telah didesain dengan sangat canggih. Tidak mungkin ada organ yang diciptakan tanpa memiliki fungsi tertentu. Tidak masuk akal juga bila usus buntu diciptakan hanya sebagai organ dekoratif.
Dalam artikel yang dipubliskasikan Scientific American, Loren G. Martin yang merupakan pakar dari Oklahoma State University menyatakan satu pendapat tentang fungsi usus buntu. Menurutnya usus buntu punya peran pada janin saat berada dalam kandungan.
Saat janin berusia 11 minggu, sel-sel endokrin teramati pada usus buntu. Sel-sel tersebut memproduksi beberapa hormon amina dan peptida biogenik, yang berperan dalam mekanisme homeostatik pada janin.
Ketika lahir kemudian tumbuh dewasa, ia meyakini usus buntu masih berperan pada sistem imun tubuh. Usus buntu menjadi lokasi penumpukan jaringan limfoid sejak bayi lahir hingga berusia 20-30 tahun.
Akumulasi jaringan tersebut membantu pematangan salah satu sel darah putih yakni B-limfosit. Selain itu, juga berperan dalam pembentukan salah satu antibodi yakni immunoglobulin A (IgA).
Tak hanya itu, pada tahun 2007 para peneliti dari Duke University Medical Centre menemukan bukti baru. Dikutip dari ABA, usus buntu merupakan sarang bakteri baik yang berperan dalam pemulihan kondisi usus pasca serangan penyakit.
Pada kondisi normal, sistem pencernaan manusia dipenuhi bakteri baik yang membantu mengurai makanan. Namun sejumlah besar bakteri itu mati pada saat terserang penyakit seperti disentri atau kolera.
Menurut penelitian tersebut, dalam kondisi inilah usus buntu punya peran bagi populasi bakteri baik. Selain sebagai tempat untuk bersembunyi dari serangan penyakit tersebut, juga untuk berkembang biak.
Hingga kini, berbagai penelitian untuk mengungkap fungsi lain dari usus buntu masih terus dilakukan. Sebab jika memang punya fungsi, pencegahan radang usus buntu harus lebih diprioritaskan daripada operasi pengangkata.
Jadi jangan terlalu takut akan keberadaan usus buntu ini.