Berkali-kali Indonesia didera isu-isu politik baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri, kabar terbaru kali ini adalah
heboh video kekerasan TNI di Papua yang sempat bikin gempar para petinggi TNI. Video kekerasan yang diduga dilakukan oleh anggota TNI kepada warga Papua disebarkan oleh "
Asian Human Rights Commsission", tapi ternyata banyak pihak yang meragukan kebenarannya. Salah satunya adalah anggota Komisi I DPR dan juga pakar telematika
Roy Suryo.
"Setelah saya perhatikan dan saya unggah terdapat banyak hal yang meragukan dari video yang sempat beredar di Youtube," kata Roy Suryo saat dihubungi, di Jakarta, Selasa.
Menurut Roy Suryo , sejumlah hal yang meragukan dari tindak kekerasan yang diduga dilakukan anggota TNI itu antara lain dialog yang dilakukan sangat tidak sesuai. Selain itu juga tanda kepangkatan yang letaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya.
"Memang yang melakukan tindak kekerasan menggunakan baju loreng seperti halnya anggota TNI . Tapi dari hasil analisis saya, banyak hal yang sangat meragukan sehingga kebenarannya patut dipertanyakan," katanya.
Analisis tersebut, katanya, telah dilakukan dengan cara-cara yang ilmiah sehingga dapat disimpulkan bahwa kebenaran adanya kekerasan yang dilakukan prajurit TNI melalui Youtube tersebut sangat meragukan.
Video kekerasan yang berdurasi empat menit dan 47 detik tersebut beredar di situs Youtube selama sehari hingga Senin siang (18/10). Namun, video tersebut dicabut dan muncul dalam versi satu menit.
Dalam keterangan pers yang dimuat situs "Asian Human Rights Commission (AHRC), video itu direkam pada Oktober 2010 di Tingginambut, Puncak Jaya, Papua.
Video tersebut diantaranya menggambarkan pria" berseragam "TNI menendang salah satu warga Papua, sementara warga lain ditidurkan di tanah dan dengan parang diletakkan di leher.
Warga Papua lain berbaring tanpa pakaian dengan kaki dan tangan diikat terus ditanyai tentang tempat penyimpanan senjata milik kelompok separatis organisasi Papua Merdeka (OPM)