Kebutuhan pengguna
alat kontrasepsi di Indonesia makin lama makin bertambah banyak ditengah bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Sudah menjadi pilihan masyarakat Indonesia secara umum alat kontrasepsi berupa PIL menjadi pilihan yang paling banyak, karena murah dan juga tidak terlalu ribet PIL kontrasepsi adalah pilihan bagi ibu-ibu Indonesia. Tapi yang menjadi perhatian disini adalah para ibu-ibu yang menggunakan pil kontrasepsi tidak mengetahui
manfaat dan kegunaan pil kontrasepsi tersebut. Lalu seperti apakah manfaat pil KB / pil kontrasepsi yang selama ini dikonsumsi oleh para ibu-ibu Indonesia ?
Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja di dua tempat, yakni di otak dan sekeliling rahim, tubafalopi, dan uterus. “Hormon membuat tubuh menyangka bahwa telah terjadi kehamilan, jadi pembuahan tidak terjadi,” ujar Ketua Asia Pacific Council on Contraception (APCOC) ini.
Kontrasepsi hormon menghambat dua hormon kunci penyebab terjadinya pembuahan. Pertama mencegah lepasnya hormon yang berperan dalam pematangan sel telur. Ditambah lagi, pil mencegah lepasnya Luteinizing Hormone (LH). Zat tersebut normalnya menyebabkan lepasnya sel telur matang yang siap dibuahi di tengah masa siklus. Produksi natural dari kedua hormon tersebut dimulai ketika tingkat progesteron dan estrogen sedang rendah.
Tetapi berhubung kedua zat itu ada dalam pil kontrasepsi, siklus produksi tidak dapat dimulai. Estrogen dalam pil kontrasepsi membuat stabilnya siklus 28 hari tanpa adanya pendarahan sebelum menstruasi dan mencegah lepasnya kedua hormon itu. Progestin mencegah penebalan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi, jadi pembuahan tidak terjadi. Selain itu, lendir di leher uterus (serviks) menjadi kental sehingga sperma tidak bisa menembusnya. Perempuan pun bisa mendapat manfaat tambahan dari penggunaan pil kontrasepsi ini.
Di samping manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, pil kontrasepsi dapat mengurangi risiko pembentukan kista dalam rahim dan payudara, serta menurunkan risiko tumor dan kanker. Bagaimana mekanismenya? Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja menekan terjadinya ovulasi dan mengurangi aktivitas ovarium sehingga risiko kanker pun menurun. Pil ini pun membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental sehingga mencegah masuknya spermatozoa dan kuman-kuman penyebab infeksi kelamin yang lain.
Di samping itu,
risiko kanker rahim dapat ditekan karena pil ini mencegah terjadinya gerakangerakan selaput saluran telur dari otot polos yang tinggi. Menurut Biran, banyak yang ragu untuk menggunakan pil kontrasepsi dengan alasan dapat berisiko tinggi terkena kanker, tentunya hal ini tidak terbukti. Terlebih lagi kandungan hormon dalam pil telah dikurangi dalam 40 tahun terakhir. Jadi, perbandingan antara estrogen dan progestin telah berubah sehingga efek samping yang tidak diinginkan pun dapat semakin diminimalisasi.
Pil kontrasepsi sangat mudah digunakan. Cukup mengonsumsinya dengan waktu yang sama setiap hari. Keteraturan adalah hal yang penting, karena jika tidak, keseimbangan hormon akan terganggu. Biasanya wanita akan mulai menggunakan pil tersebut di hari pertama haid dan dilanjutkan selama 21 hari. Lalu akan dihentikan selama satu minggu. Biran menyarankan mereka yang tertarik mengonsumsi pil ini untuk berkonsultasi ke dokter lebih dahulu.