Setelah membuat heboh dengan tidak menghadirkan film Hollywood, Omega Film menghadirkan film fenomenal
HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS-PART 2. Siapa di balik Omega? Ilham Bintang, Dewan Pertimbangan Organisasi Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI), membeberkan persoalan tersebut.Omega Film didirikan oleh pemilik 21 Group lantaran dua perusahaan impor filmnya diblokir Ditjen Bea & Cukai karena tidak membayar kewajiban beanya. "Dua perusahaan itu adalah Camila Internusa Film & PT Satrya Perkasa Esthetika Film. Jumlah bea masuk & denda yang tidak dibayar adalah Rp. 250 Milyar. Omega Film mau dikesankan sebagai perusahaan impor baru yang datang dari luar Group 21. Artinya, dia tidak harus bayari utang bea masuk,” ungkapnya saat dihubungi KapanLagi.com® Kamis, 21/7/2011. Lebih lanjut dia mengungkapkan Majalah Tempo dan Kompas (ditulis kritikus film Kristanto JB) tiga minggu lalu sudah membongkar praktek busuk tersebut.
"Omega Film terbukti adalah perusahaan yang dibentuk baru oleh pemain lama atau pihak 21 Group. Bahkan, mereka sengaja menunjuk kurir jadi direksinya. Kementerian Keuangan punsegera beraksi. Omega Film diblokir izinnya. Tidak hanya itu, 5 perusahaan baru lain dari 21 Group juga diblokir," katanya.
Namun, saat Omega Film diblokir tapi Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik yang bereaksi. "Dua statementnya yang pertama kali dimuat situs berita detik.com memperlihatkan dia amat berang. Statementnya yang pertama, Menbudpar tidak mau perduli terhadap praktek monopoli, yang penting buat dia film-film sejenis Harry Potter harus masuk di Indonesia. Statement kedua, dia marah betul mengapa Kemenkeu harus menarik pajak atas royalti film impor itu, 'Jangan cari pajak di film' kata Jero waktu itu," jelas Ilham.Kepala Badan Fiskal Kemenkeu, Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D, balas mengejek Menbudpar sebagai orang yang tidak punya kesadaran berbangsa. "Jerok Wacik akhirnya menarik ucapannya. Meskipun sudah menarik ucapannya sendiri, tapi Menbudpar tidak berubah pendiriannya untuk tetap menolong 21 Group. Tidak ada urusan dengan historis berdirinya Omega Film pun, Jero Wacik tetap jalan terus dengan sikapnya .Yang diubah, Omega Film cuma mengganti direktur, Syaiful Atim, yang sebenarnya adalah seorang mantan staf kurir 21. Ia digantikan oleh Ajay Fulwani." papar pimred tabloid Cek dan Ricek tersebut. Dan perusahaan baru inilah yang mengimpor HARRY POTTER. Lantas bagaimana dengan importer yang masuk dalam MPAA? Apakah mereka sudah membayar denda? Hal ini masih menjadi tanda Tanya besar di tengah euphoria kembalinya film Hollywood.